make a 1st step!

Sebuah pepatah klasik berbunyi: jien li she ie ik puu : artinya perjalanan seribu mil dimulai dengan langlah pertama. Pesan moral dari kata kata mutiara pendek ini adalah tindakan. Memang benar tindakan adalah kekuatan! Action is power! Kita mungkin punya sebongkah impian indah, segudang rencana, setumpuk ide cemerlang, tetapi semua itu tidak akan menghasilkan apapun, jika kita tidak berani memulai dengan langkah pertama.

Sunday, April 06, 2008

hopefully.. i could be like this!



Bahagia.. seluruh semesta.. bermula dari keluarga.. :D

Sunday, August 26, 2007

Di Jalan Dakwah Aku Menikah



Ada tulisan nih dikutip dari buku “Di Jalan Dakwah Aku Menikah”, karya Cahyadi Takariawan.Di jalan apakah Anda menikah? Ada banyak jalan terbentang, mau pilih yang mana kita?

Ada jalan instinktif yang biasa dilalui manusia pada umumnya, bahwa pernikahan adalah cara menyalurkan kebutuhan biologis yang pasti muncul pada laki-laki dan perempuan dewasa. Jalan yang menghantarkan setiap orang, apapun agama dan ideologinya, untuk bisa mencintai dan menyayangi psangan hidupnya. Menumpahkan syahwat secara bertanggung jawab kepada pasangannya.
Binatang mengekspresikan keinginan berpasangan secara instinktif. Tentu saja binatang tidak memiliki tujuan yang ideologis dalam melaksanakan fungsi reproduktif. Mereka hanya diberi instink mengembangkan keturunan dengan jalan penyaluran libido seksual kepada lawan jenis. Mereka dibekali naluri yang kuat untuk mendekati lawan jenis dan melampiaskan keinginan instinktifnya.
Pilihan jalan ini bersifat tradisional, secara intuitif manusia memerlukan teman dan pasangan hidip. Maka mereka mencari pasangan semata-mata dengan orientasi besar penyaluran kebutuhan bilogis. Pilihan pasangan hidupnya pun sesuai dengan tujuan tersebut, yaitu harus bisa memuaskan keperluan syahwatnya secara optimal. Desakan untuk menikah karena pertimbangan usia yang semakin dewasa dan dorongan libido yang kian memuncak. Jalan ini merupakan pilihan masyarakat yang awam akan agama dan jauh dari sentuhan spiritulitas.
Di jalan apa Anda menikah? Ada ideologi materialisme yang menawarkan janji-janji serbamateri. Kekayaan, kemegahan, keserbapunyaan material akan menjadi tawaran utama tatkala anda menapakinya. Kehidupan layaknya borjuis, mengukur segala sesuatu berdasarkan aspek materi, kebaikan diukur dari segi melimpahnya harta dunia. Pesta pernikahan di dasar samudra, bulan madu di angkasa raya, malam pertama di California, itu janji-janjinya.
Perhatikan bagaimana Alah swt. mencirikan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah:
“…dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.”(Muhammad:12)

Mereka hidup hanya berfoya-foya, tidak mengenal orientasi ukhrawi. Hidup mereka penuh dengan kemelimpahan materi. Dampaknya ketika memutuskan untuk melaksanakan pernikahan, tolak ukur utamanya adalah materi. Memilih calon suami atau istri lebih meninjau sisi materialnya. Baik materi itu berupa kekayaan, atau materi dalam konteks kecantikan, ketampanan, bentuk tubuh, berat dan tinggi badan, warna kulit dan lain sebagainya.
Allah mencela orientasi materialisme, dengan mengungkapkan celaan pada pelakunya:
“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang amat sangat (Al-Fajr:20)
Demkian juga Allah swt. Telah mengecam pemilik kemewahan yang berorientasi materialistis.
Bermegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur (At Takatsur: 1-3)
Sebuah celaan yang amat dasyat, bagaimana orang berlomba-lomba dalam orientasi materi, sehingga membutakan mata ruhani dan membakar nafsu duniawi mereka. Sampai masuk kubur mereka masih berpikir membawa kemewahan dunia. Dalam ayat lai Allah mencela mereka yang senantiasa mengukur segala sesuatu dengan harta.
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa harta itu dapat mengekalkannya. (Al Humazah:2-3)
Sebuah orientasi picik yang akan menghantarkan manusia menuju kehinaan. Benarlah kata-kata bijak yang mengingatkan akan masalah ini, “Barangsiapa orientasi dan cita-citanya hanyalah sebatas pada apa yang masuk ke dalam perutnya, maka nilai kemanusiannya tak lebih dari apa yang keluar dari perutnya.
Betapa banyak masyarakat kita yang rela meninggalkan keyakinan agamanya hanya karena ingin mendapatkan jodoh yang tampan, cantik dan kaya. Jika jalan ini menjadi pilihan anda, kerugian sudah pasti merupakan akibatnya. Ini adalah pilihan hidup yang menyesatkan, bukankah manusia memiliki sifat dasar tidak pernah bisa memuaskan?
Di jalan apa anda menikah? Ada jalan setan yang membentang luas di sebelah kanan dan kiri anda, mengajak anda melewatinya, dengan berbagai janji-janji keindahan dan kenikmatan. Setan menawarkan kebebasan melampiaskan hawa nafsu, kebebasan pemenuhan syahwat, berganti-ganti pasangan untuk saling menikmati sebelum terjadinya pernikahan.
“syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka Itulah golongan syaitan. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya golongan syaitan Itulah golongan yang merugi.” (Al-Mujadilah:19)

Ketika manusia mulai dikuasai setan, yang bergerak dalam hati pikirannya hanyalah kekuasaan setan. Hawa nafsu telah menguasai gerak langkahnya, segala yang dilarang Allah tampak demikian indah dan menyenangkan, mereka telah mengabdi kepada kepentingan nafsunya sendiri.

Setan berusaha dengan sekuat tenaga mereka untuk membangkitkan angan-angan kosong pada manusia yang lengah dan lalai dari dzikrullah. Jalan setan dipenuhi dengan hiasan-hiasan keindahan versi setan, hidup dalam angan-angan kosong, khayalan, lamunan berkepanjangan, mengandai-andaikan keindahan hidup. Lalu bagaimana mungkin anda akan memilih menikah di jalan setan, padahal jelas-jelas akan menipu dan menyesatkan?
\
Di jalan apakah anda menikah? Nun jauh disana, ada kehidupan lain yang menolak kemewahan. Adalah serbaruhani. Dimana keridakpunyaan menjadi dasar pilihannya. Kehidupan material harus ditinggalkan karena sumber permasalahan. Harta adalah sampah dunia yang kotor dan menjijikkan. Keluarga yang bergelimang dalam kehidupan materi akan malenakan, jangan mencari materi, sebab ia akan menyesatka. Orientasi serbamateri membawa anda kepada kehidupan kehinaan, sebab nafsu memiliki benda-benda adalah syahwat yang membakar dan menghanguskan. Materi akan menghinakan anda, maka berpalinglah darinya, begitu prinsip merka yang berada di jalan serbaruhani.
Antitesa dari jalan serbamateri adalah jalan serbaruhani. Perlawanan kultural dan ideologis, vis a vis, melawan kemewahan dengan ketiadaan, melawan kerakusan dengan keberpalingan dari dunia, melawan keberadaan dengan ketiadaberadaan. Jalan ini amat menistakan keberlimangan material, menolak hidup berlimpah harta, tubuh gemuk, malas ibadah dan pula syahwat menguasai hidup, akan tetapi mereka melawan dengan ekstrim di sisi yang lain.
Sesungguhnya Islam tidak mengharamkan materi selama diperoleh dengan cara yang benar. Islam menganggap harta adalah bagian dari perhiasan dunia yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang dan mengamalkan kebaikan. Sekalipun Islam tidak menghendaki umatnya berorientasi serba materi, akan tetapi juga menolak jalan serbaruhani yang menolak kepentingan materi.

Di jalan apakah anda menikah? Terbentang pula dengan lurus dan amat luas jalan dakwah. Jalan para Nabi dan syuhada, jalan orang-orang saleh, jalan para ahli surga yang kini telah bercengkerama di taman-tamannya:
Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf:108)

Hadzihi sabili, inilah jalanku, yakni ad’u ilallah, aku senantuasa mengajak manusia kepada Allah. Fi’il mudhari’ yang digunakan pada kalimat ad’u ilallah semakin menegaskan bahwa dakwah adalah pekerjaan yang sedang dan akan terus-menerus dilakukan kaum muslimin, yaitu ana, Rasulullah saw, wamanittaba’ani dan orang-orang yang mengikuti Rasullullah saw sampai akhir zaman nanti.
Inilah jalanku, yaitu jalan dakwah, jalan yang membentang lurus menuju kebahagiaan dan kepastian akhir. Jalan yang dipilihkan Allah untuk para Nabi, dan orang-orang yang setia mengikuti mereka. Jalan inilah yang menghantarkan Nabi saw menikahi istri-istrinya. Jalan ini yang mengantarkan Ummu Sulaim menerima pinangan Abu Thalhah. Jalan yang menyebabkan bertemunya Ali r.a dan Fatimah az-Zahra dalam sebuah keluarga. Di jalan dakwah itulah Nabi saw menikahi Ummahatul Mukminin. Di jalan itu pula para sahabat Nabi menikah. Di jalan dakwah itulah orang-orang saleh membina rumah tangga. Jalan ini menawarkan kelurusan orientasi, bahwa pernikahan adalah ibadah. Bahwa berkeluarga adalah salah satu tahapan dakwah untuk menegakkan kedaulatan di muka bumi Allah.
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (Al-An’am:153)

Menikah di jalan dakwah akan mendapatkan keberuntungan. Di jalan ini para sahabat Nabi melangkah, di jalan ini mereka menikah, di jalan ini pula mereka meninggal sebagai syahid dengan kematian yang indah. Jalan yang tak pernah memberikan kerugian. Justru senantiasa menjadi invesatasi masa depan yang menguntungkan di dunia maupun akhirat.
Di jalan ini kecenderungan ruhiyah amat mendapat perhatian, akan tetapi tidak mengabaikan segi-segi materi. Di jalan ini setan terkalahkan oleh orientasi Rabbani, dan menuntun prosesnya, dari awal sampai akhir, senantiasa memiliki kontribusi terhadap kebaikan dan umat. Sejak dari persiapan diri, pemilihan jodoh, peminangan, akad nikah hingga walimah dan hidup satu rumah. Tiada yang dilakukan kecuali dalam kerangka kesemestaan dakwah.

(dikutip dari buku “Di Jalan Dakwah Aku Menikah”, karya Cahyadi Takariawan)

Sunday, December 10, 2006

Insan yang tersia-sia malamnya

Kami tujukan kepada: Insan yang tersia-sia malamnya

Wahai orang-orang yang terpejam matanya,
Perkenankanlah kami, manusia-manusia malam menuliskan
sebuah surat cinta kepadamu. Seperti halnya cinta kami
pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertiga
terakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan
rahasianya yang penuh pesona. Kami tahu dirimu
bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan
mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah,
sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara
dari surga.



Wahai orang-orang yang terlelap,

Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya yang pekat
membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya yang
tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya membuat
dirimu hanyut tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya
yang merasuk semakin membuat dirimu terlena, menikmati
tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan
dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik
selimutmu yang demikian hangatnya. Aduhai kau sangat
menikmatinya.


Wahai orang-orang yang terlena,

Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!! Yang setiap
malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak
terkira. Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu
menggoda. Kami tidak seperti dirimu !! Kami adalah
para perindu kamar di surga. Tak pernahkah kau dengar
Sang Insan Kamil, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: "Sesungguhnya di surga itu ada
kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi
dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka
yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya,
menyebarkan salam serta mendirikan sholat pada saat
manusia terlelap dalam tidur malam." Sudahkah kau
dengar tadi ? Ya, sebuah kamar yang menakjubkan untuk
kami dan orang-orang yang mendirikan sholat pada saat
manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Akulah Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku
sebagai Sang Penakluk kesombongan pasukan salib. Suatu
kali seorang ulama tersohor Ibnu Katsir mengomentari
diriku, katanya, "Nuruddin itu kecanduan sholat malam,
banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah yang
benar." Kemenangan demi kemenangan aku raih bersama
pasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam
sebuah perbincangan seru. Kata mereka, "Nuruddin
Mahmud Zanki menang bukan karena pasukannya yang
banyak. Tetapi lebih karena dia mempunyai rahasia
bersama Tuhan". Aku tersenyum, mereka memang benar.
Kemenangan yang kuraih adalah karena do'a dan
sholat-sholat malamku yang penuh kekhusyu'an.

Tahukah kau dengan orang yang selalu setia
mendampingiku ? Dialah Istriku tercinta, Khotun binti
Atabik. Dia adalah istri shalehah di mataku, terlebih
di mata Allah. Malam-malam kami adalah malam penuh
kemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemerisik dedaunan dan
desahan angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat
mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami
yang panjang.


Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang
membuat belahan jiwaku itu tampak murung. Kutanyakan
padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya Allah,
ternyata dia tertidur, tidak bangun pada malam itu,
sehingga kehilangan kesempatan untuk beribadah.
Astaghfirulloh, aku menyesal telah membuat dia kecewa.
Segera setelah peristiwa itu kubayar saja penyesalanku
dengan mengangkat seorang pegawai khusus untuknya.
Pegawai itu kuperintahkan untuk menabuh genderang agar
kami terbangun di sepertiga malamnya.


Wahai orang-orang yang terbuai,

Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqso,
rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta emas
itu, seorang Panglima Perang, Sholahuddin Al-Ayyubi.
Orang-orang yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih
dari seorang Panglima yang selalu menjaga sholat
berjama'ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan
Al-Quran yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah
saat yang paling kutunggu. Saat-saat dimana aku
bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku
adalah perjuangan-perjuang an nyata, pengejawantahan
cintaku pada-Nya.


Wahai orang-orang yang masih saja terlena,

Pernahkah kau mendengar kisah penaklukan
Konstantinopel ? Akulah orang dibalik penaklukan itu,
Sultan Muhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam
memimpin bala tentaraku. Namun tahukah kau bahwa
sehari sebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkan
kepada pasukanku untuk berpuasa pada siang harinya.
Dan saat malam tiba, kami laksanakan sholat malam dan
munajat penuh harap akan pertolongan- Nya. Jika Allah
memberikan kematian kepada kami pada siang hari disaat
kami berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami
terbesar. Biarlah siang hari kami berada di ujung
kematian, namun sebelum itu, di ujung malamnya Allah
temukan kami berada dalam kehidupan. Kehidupan dengan
menghidupi malam kami.


Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya,

Pernahkah kau dengar kisah Penduduk Basrah yang
kekeringan ? Mereka sangat merindukan air yang keluar
dari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa
sangat menyengat, padang pasir pun semakin kering dan
tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk mengadakan
Sholat Istisqo yang langsung dipimpin oleh seorang
ulama di masa itu. Ada wajah-wajah besar yang turut
serta di sana, Malik bin Dinar, Atho' As-Sulami,
Tsabit Al-Bunani. Sholat dimulai, dua rakaat pun usai.
Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang penuh
berkah.


Namun waktu terus beranjak siang, matahari kian
meninggi, tak ada tanda-tanda hujan akan turun.
Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah dan
biru. Dalam hati mereka bertanya-tanya, adakah
dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan itu
tertahan di langit ? Padahal kami semua adalah
orang-orang terbaik di negeri ini ?


Sholat demi sholat Istisqo didirikan, namun hujan tak
kunjung datang. Hingga suatu malam, Malik bin Dinar
dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah masjid. Saat
malam itulah, aku, Maimun, seorang pelayan, berwajah
kuyu, berkulit hitam dan berpakaian usang, datang ke
masjid itu. Langkahku menuju mihrab, kuniatkan untuk
sholat Istisqo sendirian, dua orang terpandang itu
mengamati gerak gerikku.


Setelah sholat, dengan penuh kekhusyu'an kutengadahkan
tanganku ke langit, seraya berdo'a :

"Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba- Mu yang
berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang
sebenarnya tidak mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu.
Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis ?
Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang ?
Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan
kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi
kami hujan secepatnya."


Lalu apa gerangan yang terjadi ? Angin langsung datang
bergemuruh dengan cepat, mendung tebal di atas langit.
Langit seakan runtuh mendengar do'a seorang pelayan
ini. Do'aku dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun dengan
derasnya, membasahi bumi yang tandus yang sudah lama
merindukannya.


Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun
terheran-heran dan kau pasti juga heran bukan ? Aku,
seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkin
lebih pekat dari malam-malam yang kulalui. Hanya
manusia biasa, tapi aku menjadi sangat luar biasa
karena doaku yang makbul dan malam-malam yang kupenuhi
dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya.


Wahai orang-orang yang tergoda,

Begitu kuatkah syetan mengikat tengkuk lehermu saat
kau tertidur pulas ? Ya, sangat kuat, tiga ikatan di
tengkuk lehermu !! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu
sambil berkata, "Hai manusia, Engkau masih punya malam
panjang, karena itu tidurlah !!".


Hei, Sadarlah, sadarlah, jangan kau dengarkan dia, itu
tipu muslihatnya ! Syetan itu berbohong kepadamu. Maka
bangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk
menangkal godaannya. Sebutlah nama Allah, maka akan
lepas ikatan yang pertama. Kemudian, berwudhulah, maka
akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir,
sholatlah, sholat seperti kami, maka akan lepaslah
semua ikatan-ikatan itu.


Wahai orang-orang yang masih terlelap,

Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan
? Masihkah ? Adakah tergerak hatimu untuk bangkit,
bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama
dengan-Nya, memohon keampunan-Nya, meski hanya 2
rakaat ? Tidakkah kau tahu, bahwa Allah turun ke
langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu.
Tidakkah kau tahu, bahwa Dia berkata, "Akulah Raja,
Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan
Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi,
dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni.
Dia terus berkata demikian, hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia,

Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh
tak ada artinya. Malamlah yang memberi kami kehidupan
sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah malam-malam
yang penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap ?
Apakah kau menginginkan kehidupan sesungguhnya ? Maka
ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak kau
akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam.
Namun jika kau masih ingin terlelap, menikmati tidurmu
di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan
bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balik
selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta
kami ini sungguh tak berarti apa-apa bagimu.

Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di surga-Nya,
mendapati dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang
sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya
terlihat dari luar. Semoga...

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

(Manusia-Manusia Malam)

------------ --------- --------- --
)|( Menyalakan lilin kecil lebih baik daripada mengutuk kegelapan )|(

QS.9:105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan- Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Wednesday, November 22, 2006

Mementingkan Diri

Saudaraku, hidup akan terasa nikmat, ringan, dan bahagia tatkala kita memahami tiga prinsip utama dalam hidup. Prinsip pertama, kita hidup di dunia hanya sementara tidak untuk selamanya. Dunia hanya sarana, bukan tujuan utama. Akhiratlah tujuan utama kita. Prinsip kedua, kita terlahir ke dunia tidak membawa apa-apa, dan saat kembali pun kita tidak membawa apa-apa (selain amal). Semua yang kita miliki hanya sekadar titipan, yang sewaktu-waktu bisa diambil pemiliknya.

Prinsip ketiga, setiap perbuatan akan kembali pada pembuatnya. Tidak akan pernah tertukar. Inilah yang akan kita bahas. Kita tidak akan mempertanggungjawab kan perbuatan orang lain. Kita hanya akan mempertanggungjawab kan perbuatan kita sendiri.

Saudaraku, ketika kita mampu menghayati prinsip ini, maka kita akan lebih mudah mengetahui nasib kita di kemudian hari. Saat melakukan keburukan, maka keburukan pula yang akan kita peroleh. Saat melakukan kebaikan, maka kebaikan pula yang akan kita dapatkan. Imam Ibnu Atha'ilah menuliskan dalam kitab Hikam, "Tidak berguna bagi Allah taatmu dan tidak mudharat pada Allah maksiat (dosa)mu, dan sesungguhnya Allah menyuruh kamu berbuat taat dan melarang kamu dari maksiat (dosa), sebab semuanya adalah untuk kepentinganmu sendiri".

Kemahamuliaan Allah pun tidak akan berubah sedikit pun dengan ketaatan atau pun kemaksiatan yang kita lakukan. Kita sendiri yang akan merasakan akibatnya. Dalam hadis qudsi Allah SWT berfirman, "Wahai hamba-Ku, andaikan orang yang pertama hingga terakhir dari kamu, para jin dan manusia semua bertakwa, maka yang demikian itu tidak menambah kekayaan-Ku sedikit pun. Dan sebaliknya jika kamu melakukan sejahat-jahat perbuatan, maka yang demikian itu tidak mengurangi kekuasaan kerajaan-Ku sedikit pun, kecuali sebagai kurangnya air laut jika diambil dengan jarum…".

Maka, yang terpenting dalam hidup adalah diri kita sendiri. Semuanya harus diawali dari diri sendiri. Sebelum memikirkan orang lain, pikirkan diri kita terlebih dulu. Sebelum mengubah orang lain, ubahlah diri kita terlebih dulu. Sebelum mencerdaskan orang lain, cerdaskanlah diri kita terlebih dulu. Saat kita lebih fokus kepada orang lain, dan mengabaikan diri sendiri, maka semua yang kita lakukan tidak akan maksimal, bahkan bisa mencelakakan.

Dalam konteks ini, mengutamakan bukan berarti egois. Justeru untuk mengikis sikap egois diri. Egois adalah berbuat sesuatu untuk kepentingan diri, walau harus merugikan atau mengorbankan orang lain. Kita memperbaiki diri, memperhatikan diri, mencerdaskan diri kita tujukan untuk kemanfaatan orang lain. Kita mencari sebanyak mungkin harta, bukan untuk memuaskan nafsu, tapi untuk mendistribusikannya bagi banyak orang. Kita belajar mati-matian, bukan untuk membodohi diri, tapi untuk mengajar orang lain agar bisa pintar. Pun juga, kita memperbaiki diri, bukan untuk kebanggaan, tapi agar bisa mengubah orang lain jadi lebih baik.

Saudaraku, inilah kesuksesan yang hakiki. Sukses kita bukan sukses sendiri, tapi bisa menyukseskan orang lain. Bukankah, khairunnaas anfa'uhhum linnaas; sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain? Semoga kita termasuk jenis manusia ini. Amin.
( KH Abdullah Gymnastiar )

Monday, October 30, 2006

Bukti bukan janji, Teladan bukan ucapan (renungan panjang, dari millist-red)

Saudaraku,

Berapa banyak pertanyaan yg dilontarkan terhadap kita terkait dengan keutamaan Islam dan Ummat Islam? Kita berpegang kepada Hadits "Al-Islam Ya'lu wa laa yu'la 'alaih", yg artinya Islam itu di atas (tinggi) dan tidak ada yang melebihinya. .. seperti itu kira-kira maknanya, tapi apa buktinya???

Penulis pribadi sering mendapat kritik dari saudara, kerabat, dan rekan-rekan yang non-muslim, terkait dengan ajaran Islam dan prilaku Umat Islam.

Mereka katakan semisal ini:"Islam agama yg mengajarkan kekerasan dengan konsep perang jihad, hukum potong tangan, rajam... tiada kasih disana sebagaimana agamaku""Islam merendahkan perempuan, poligami dianjurkan, orang-orang suci mestinya tidak terikat dengan hawa nafsu terhadap wanita""Islam budaya arab, orangnya hanya merasa Islam jika telah terarabkan""Islam agamanya orang Arab, Tuhannya tidak mengerti doa kecuali dalam bahasa Arab, makanya sholatnya tiada berbekas diprilakunya""Umat Islam tidak berperilaku luhur, tidak bisa dipercaya ikrar dan janjinya, selalu bersembunyi dibalik Allah, seperti mengingkari janji dengan landasan ucapan 'Insya Allah'"

Dan ucapan lain yang sering kali menyakitkan hati... namun bisa dipahami karena terlontar akibat kebodohan mereka, dan juga akibat kedengkian mereka

Na'udzubillaahi min dzaalik... Penulis berusaha sekuat tenaga menentang dengan banyak dialog, diskusi, debat... sekumpulan dialektika yang nampaknya tidak berbekas...

Kenapaa?? Kenapa kian kental warna kritik dan pelecehan? Kenapa kian menyengat aroma penghinaan?

Allah telah berfirman dalam QS 9:32 (Surat at Taubah:32):"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai."

Tapi seingat penulis, Allah tidak pernah berfirman (semoga benar, kalau salah mohon dikoreksi) bahwa hanya dengan ucapan lisan belaka dari pemeluknya, Islam jadi mulia dan jaya!!!

Renungkan kalam Ilahi berikut:QS 4:122-125 (Surat An Nisa:122-125) :122. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?123. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. 124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

Kita mulia karena mempunyai karakteristik sebagaimana firman Allah dalam QS 3:110 (Surat Ali 'Imran:110):"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...."

Masalahnya.. . kita ini rasanya kok agak mendekat dengan karakteristik pendusta Agama? Banyak omong tapi amal kosong melompong??

Kayaknya kok ada beberapa atribut dalam Kalam Ilahi berikut yang menyerempet dengan prilaku kita:

QS 107:1-7 (Surat Al Maa'uun:1-7) :1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya,7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna

Astaghfirullooh. .. mohon ampuni kami ya Allah atas prilaku kami yang mirip dengan para pendusta Agama... mohon ampuni kami karena kami tidak bisa menjadi umat terbaik dengan prilaku amar ma'ruf nahi munkar...

Salafus Shoolih memberi teladan baru ditutup dengan ucapan yang penuh makna... bisakah kita menirunya... sebagaimana kisah berikut (penulis sadur dari Majalah Tarbawi Edisi 140)----

Namanya Abdusshimad Addainuuri. Sepotong hidupnya adalah kisah tentang hentakan yang ia pilih. Salah satu orang shalih yang terkenal sederhana dan zuhud di abad 4 Hijiah. Suatu hari ia mendengar tetangganya yang Yahudi berkata kepada anaknya. "Anakku, aku telahbergaul dengan banyak orang-orang Muslim itu dan tidak ada satu pun yang bisa dipercaya."

Mendengar perkataan Yahudi itu, Abdusshomad terhenyak. Beberapa hari kemudian, ia datangi Yahudi itu, dan menawarkan diri untuk menjadi penjagaj toko milik Yahudi itu.
"Berapa engkau beri aku upah?"
"Tiga potong roti dan sekeping perak."
"Baiklah, letakkan semua perakmu, roti kami, di toko, biarlah aku jaga."
Setelah satu tahun bekerja, Abdusshomad memanggil Yahudi itu.
"Kemarilah, lihatlah, adakah engkau merasa aku khianati, adakah kekayaanmu yang berkurang?"
"Sudah aku periksa, dan tidak ada yang berkurang," kata Yahudi itu.
"Ketahuilah, sebenarnya aku tak ingin bekerja untuk kamu. Tapi aku mendengar waktu itu kamu berkata kepada anakmu, bahwa orang Muslim itu tidak dapat dipercaya. Aku ini mengajari kamu, bila orang Muslim yang miskin seperti aku bisa dipercaya, maka di sana ada banyak orang Muslim yang jauh lebih baik dari aku."Setelah itu Abdusshomad keluar dan meninggalkan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, peristiwa tersebut tersebar di tengah kehidupan orang-orang.Abdusshomad telah memilih sebuah hentakan. Mengajari Yahudi itu arti kemusliman. Satu tahun bukan waktu yang pendek. Hentakan itu adalah wujud rasa tanggung jawabnya membela kehormatan kaum Muslimin. Hentakan itu adalah juga proses pematangan jiwanya untuk menjadi orang yang tangguh sebagai Muslim yang harus membuktikan kemusliman dirinya, bahkan mewakili kaum Muslimin yang lain. Dan ia merasa telah memberi arti. Meski sesudah itu ia tidak merasa telah selesai untuk berjuang menjadi seorang Muslim yang shalih.

----Jadi...
jangan berharap orang akan mengakui keutamaan Islam dan Umat Islam bila tiada teladan. Jangan berkata kami menghormati dan memuliakan perempuan bila tidak bisa meneladani Nabi Muhammad saw..Jangan berkata kami berlaku adil terhadap siapapun bila tidak bisa meneladani Umar bin Khattab ra.Jangan berkata kami berakhlak mulia, memaafkan orang lain, bila tidak bisa meneladani wali Allah seperti syeikh 'Abdul Qadir Jailani.Jangan berkata kami penyantun dan dermawan bila tidak bisa meneladani Utsman bin Affan ra dan Abdurrahman bin auf raJangan berkata kami mempunyai bekas mulia dari doa dan sholat kami bila tidak bisa meneladani Ahlul Bayt: Ali ra, Hasan ra dan Husein ra, Imam Abu Hanifah ra.Jangan berkata kami menunaikan janji dan ikrar jika tidak bisa meneladani Abu Bakar ra, dan para ahli Badar ra, serta ahli Hudaibiyah ra.

Jangan.. jangan.. jangan lagi mencemari kemulian Islam dan Umat Islam bila hanya janji yang kita berikan, bila hanya ucapan yang kita berikan...
Ingat!! Bukti bukan janji, Teladan bukan ucapan... sebuah renungan panjang untuk jihad meninggikan Kalimat Allah, memuliakan Agama Allah dan Umat Islam.
Wassalam,Nugon

Taqobal ya Alloh Karim..

Met lebaran..
Taqobalallahu Minna Wa Minkum,...
Shiamana wa Shiamakum,
Kullu Amin wa antum Bii Khoir.
-SELAMAT IDUL FITRI 1427 H-
Minal 'Aidzin wal Faizin,
Mohon Maaf Lahir & Bathin ye..

Wednesday, September 20, 2006

MAAF LAHIR BATHIN YA..

Marhaban Ya Ramadhan... Rindu kami padamu ya ramadhan, akankah detik-detik penantian ini dapat terbalaskan dengan berjumpa kembali padamu. Sucikan diri, bersihkan jiwa tuh berjumpa denganmu kembali ya Ramadhan. Telah banyak kata terucap yang mengotori indahnya kata-kata, telah banyak kedengkian yang selalu mengotori hati, telah banyak kebusukan yang mengotori jiwa, telah banyak keburukan yang selalu menghiasi diri ini. Mohon Ma'af Lahir Batin atas segala yang telah dilakukan.

"Barang siapa selalu membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan untuk dirinya jalan keluar dari semua kesulitan, menjadikan kegembiraan dari semua kesusahan, dan akan memberi rizki kepadanya dari jalan yang tak disangka-sangka."(HR.Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah, dari Ibnu 'Abbas radhiAllahhu anhu)

Monday, September 18, 2006

gila!

http://www.aloha.net/~mikesch/monstr.htm

offline 17 sept 06

Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam " Dibukakan pintu-pintu surga pada hari Senin dan Kamis dan diampunkan bagi setiap hamba yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatupun kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya ada kebencian" Beliau berkata, " perhatikanlah keduanya oleh kalian sampai mereka kembali rukun,perhatikanlah keduanya oleh kalian sampai mereka kembali rukun, perhatikanlah keduanya oleh kalian sampai mereka kembali rukun." (Dikeluarkan oleh Muslim dari hadits Abu Hurairah)

Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam " Barangsiapa memelihara anjing, maka akan berkurang amalannya setiap hari sebesar satu qiroth (dalam riwayat lain dua qiroth), kecuali anjing untuk menjaga kebun atau anjing penjaga ternak (mutafaq alaihi, dan riwayat kedua dari muslim)

"Akar dari kesalahan itu ada tiga. Pertama, kesombongan. Itulah yang menyebabkan iblis mengalami apa yang ia alami. Kedua, keserakahan, dan itulah yang mengeluarkan Adam dari Surga. Ketiga, kedengkian, dan itulah yang menjadikan salah satu anak Adam membunuh saudaranya. Maka barangsiapa berlindung dari keburukan tiga akar kesalahan itu, sesungguhnya ia telah melindungi dirinya dengan sebenar-benarnya. Karena kekafiran itu bersumber dari kesombongan. Karena kemaksiatan itu sumbernya keserakahan. Sedang kezhaliman itu sumbernya kedengkian." (Ibnu Qoyyim)

Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami bercerita"Ketika bermalam bersama Rasulullah, aku membawakan air wudhu beliau serta menyiapkan apa saja yang beliau butuhkan. Beliau berkata kepadaku,'Mintalah sesuatu kepada-ku!' Aku berkata,'Aku mohon, jadikanlah aku sebagai temanmu di surga. Rasulullah bertanya lagi,'Tidak ada lain yang engkau minta?'Aku menjawab,'Itulah permintaanku." Maka beliau bersabda,"perbanyaklah sujud."

Orang Yang Tidak Melakukan Solat: Subuh dijauhkan cahaya muka yang bersinar. Zuhur tidak diberikan berkah dalam rezekinya. Asar dijauhkan dari kesehatan/kekuatan. Maghrib tidak diberi santunan oleh anak-anaknya. Isya dijauhkan kedamaian dalam tidurnya.

Kegelapan itu ada 5 dan lampu penerangnya pun ada 5, yaitu : 1. cinta dunia adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah ketaqwaan 2. BErbuat dosa adalah suatu kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bertobat 3. Kubur adalah kegelapan, sedangkan lampu penerangnya adalah bacaan:"Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rasulullah" 4. Alam akhirat itu oenuh kegelapan, sedangkan penerangnya adalah amal shalih 5. Shirath sangat gelap, sedangkan penerangnya adalah yaqin.