Sebuah pepatah klasik berbunyi: jien li she ie ik puu : artinya perjalanan seribu mil dimulai dengan langlah pertama. Pesan moral dari kata kata mutiara pendek ini adalah tindakan. Memang benar tindakan adalah kekuatan! Action is power! Kita mungkin punya sebongkah impian indah, segudang rencana, setumpuk ide cemerlang, tetapi semua itu tidak akan menghasilkan apapun, jika kita tidak berani memulai dengan langkah pertama.

Monday, October 30, 2006

Bukti bukan janji, Teladan bukan ucapan (renungan panjang, dari millist-red)

Saudaraku,

Berapa banyak pertanyaan yg dilontarkan terhadap kita terkait dengan keutamaan Islam dan Ummat Islam? Kita berpegang kepada Hadits "Al-Islam Ya'lu wa laa yu'la 'alaih", yg artinya Islam itu di atas (tinggi) dan tidak ada yang melebihinya. .. seperti itu kira-kira maknanya, tapi apa buktinya???

Penulis pribadi sering mendapat kritik dari saudara, kerabat, dan rekan-rekan yang non-muslim, terkait dengan ajaran Islam dan prilaku Umat Islam.

Mereka katakan semisal ini:"Islam agama yg mengajarkan kekerasan dengan konsep perang jihad, hukum potong tangan, rajam... tiada kasih disana sebagaimana agamaku""Islam merendahkan perempuan, poligami dianjurkan, orang-orang suci mestinya tidak terikat dengan hawa nafsu terhadap wanita""Islam budaya arab, orangnya hanya merasa Islam jika telah terarabkan""Islam agamanya orang Arab, Tuhannya tidak mengerti doa kecuali dalam bahasa Arab, makanya sholatnya tiada berbekas diprilakunya""Umat Islam tidak berperilaku luhur, tidak bisa dipercaya ikrar dan janjinya, selalu bersembunyi dibalik Allah, seperti mengingkari janji dengan landasan ucapan 'Insya Allah'"

Dan ucapan lain yang sering kali menyakitkan hati... namun bisa dipahami karena terlontar akibat kebodohan mereka, dan juga akibat kedengkian mereka

Na'udzubillaahi min dzaalik... Penulis berusaha sekuat tenaga menentang dengan banyak dialog, diskusi, debat... sekumpulan dialektika yang nampaknya tidak berbekas...

Kenapaa?? Kenapa kian kental warna kritik dan pelecehan? Kenapa kian menyengat aroma penghinaan?

Allah telah berfirman dalam QS 9:32 (Surat at Taubah:32):"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai."

Tapi seingat penulis, Allah tidak pernah berfirman (semoga benar, kalau salah mohon dikoreksi) bahwa hanya dengan ucapan lisan belaka dari pemeluknya, Islam jadi mulia dan jaya!!!

Renungkan kalam Ilahi berikut:QS 4:122-125 (Surat An Nisa:122-125) :122. Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan saleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah ?123. (Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. 124. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

Kita mulia karena mempunyai karakteristik sebagaimana firman Allah dalam QS 3:110 (Surat Ali 'Imran:110):"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...."

Masalahnya.. . kita ini rasanya kok agak mendekat dengan karakteristik pendusta Agama? Banyak omong tapi amal kosong melompong??

Kayaknya kok ada beberapa atribut dalam Kalam Ilahi berikut yang menyerempet dengan prilaku kita:

QS 107:1-7 (Surat Al Maa'uun:1-7) :1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya,7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna

Astaghfirullooh. .. mohon ampuni kami ya Allah atas prilaku kami yang mirip dengan para pendusta Agama... mohon ampuni kami karena kami tidak bisa menjadi umat terbaik dengan prilaku amar ma'ruf nahi munkar...

Salafus Shoolih memberi teladan baru ditutup dengan ucapan yang penuh makna... bisakah kita menirunya... sebagaimana kisah berikut (penulis sadur dari Majalah Tarbawi Edisi 140)----

Namanya Abdusshimad Addainuuri. Sepotong hidupnya adalah kisah tentang hentakan yang ia pilih. Salah satu orang shalih yang terkenal sederhana dan zuhud di abad 4 Hijiah. Suatu hari ia mendengar tetangganya yang Yahudi berkata kepada anaknya. "Anakku, aku telahbergaul dengan banyak orang-orang Muslim itu dan tidak ada satu pun yang bisa dipercaya."

Mendengar perkataan Yahudi itu, Abdusshomad terhenyak. Beberapa hari kemudian, ia datangi Yahudi itu, dan menawarkan diri untuk menjadi penjagaj toko milik Yahudi itu.
"Berapa engkau beri aku upah?"
"Tiga potong roti dan sekeping perak."
"Baiklah, letakkan semua perakmu, roti kami, di toko, biarlah aku jaga."
Setelah satu tahun bekerja, Abdusshomad memanggil Yahudi itu.
"Kemarilah, lihatlah, adakah engkau merasa aku khianati, adakah kekayaanmu yang berkurang?"
"Sudah aku periksa, dan tidak ada yang berkurang," kata Yahudi itu.
"Ketahuilah, sebenarnya aku tak ingin bekerja untuk kamu. Tapi aku mendengar waktu itu kamu berkata kepada anakmu, bahwa orang Muslim itu tidak dapat dipercaya. Aku ini mengajari kamu, bila orang Muslim yang miskin seperti aku bisa dipercaya, maka di sana ada banyak orang Muslim yang jauh lebih baik dari aku."Setelah itu Abdusshomad keluar dan meninggalkan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, peristiwa tersebut tersebar di tengah kehidupan orang-orang.Abdusshomad telah memilih sebuah hentakan. Mengajari Yahudi itu arti kemusliman. Satu tahun bukan waktu yang pendek. Hentakan itu adalah wujud rasa tanggung jawabnya membela kehormatan kaum Muslimin. Hentakan itu adalah juga proses pematangan jiwanya untuk menjadi orang yang tangguh sebagai Muslim yang harus membuktikan kemusliman dirinya, bahkan mewakili kaum Muslimin yang lain. Dan ia merasa telah memberi arti. Meski sesudah itu ia tidak merasa telah selesai untuk berjuang menjadi seorang Muslim yang shalih.

----Jadi...
jangan berharap orang akan mengakui keutamaan Islam dan Umat Islam bila tiada teladan. Jangan berkata kami menghormati dan memuliakan perempuan bila tidak bisa meneladani Nabi Muhammad saw..Jangan berkata kami berlaku adil terhadap siapapun bila tidak bisa meneladani Umar bin Khattab ra.Jangan berkata kami berakhlak mulia, memaafkan orang lain, bila tidak bisa meneladani wali Allah seperti syeikh 'Abdul Qadir Jailani.Jangan berkata kami penyantun dan dermawan bila tidak bisa meneladani Utsman bin Affan ra dan Abdurrahman bin auf raJangan berkata kami mempunyai bekas mulia dari doa dan sholat kami bila tidak bisa meneladani Ahlul Bayt: Ali ra, Hasan ra dan Husein ra, Imam Abu Hanifah ra.Jangan berkata kami menunaikan janji dan ikrar jika tidak bisa meneladani Abu Bakar ra, dan para ahli Badar ra, serta ahli Hudaibiyah ra.

Jangan.. jangan.. jangan lagi mencemari kemulian Islam dan Umat Islam bila hanya janji yang kita berikan, bila hanya ucapan yang kita berikan...
Ingat!! Bukti bukan janji, Teladan bukan ucapan... sebuah renungan panjang untuk jihad meninggikan Kalimat Allah, memuliakan Agama Allah dan Umat Islam.
Wassalam,Nugon

Taqobal ya Alloh Karim..

Met lebaran..
Taqobalallahu Minna Wa Minkum,...
Shiamana wa Shiamakum,
Kullu Amin wa antum Bii Khoir.
-SELAMAT IDUL FITRI 1427 H-
Minal 'Aidzin wal Faizin,
Mohon Maaf Lahir & Bathin ye..